Dirumah itu dulu nenekku tinggal
Gubuk reot yang lapang baginya
Kesederhanaan namun tersimpan kekayaan
Ia duduk di pelataran sembari menyulam
Sulaman yang begitu rapih buah tangan jari jari yang yang menua
Nenek tua yang renta itu adalah nenekku tersayang
Tiap kali ku datang di sambutku dengan senang
Makanan sederhana tempo dulu rasa takkalah mantap
di tawarkannya padaku entah apa namanya
''ah tak enak'' kata partama ku
''enak'' tambah nek'' kata kedua ku
''diicip dulu baru komentar'' katanya
''iya nek'' kataku sembari menahan malu
sungguh asing di penglihatan ku
nikmat kurasa di indra pengecapku
yang baik kadang terlihat buruk
yang buruk kadang terlihat baik
itulah hukum dugaan pandang sekilas
mudah kita tertipu oleh mata
warna warni dunia telah ia rasa
semua tak diras mungkin karna sudah biasa
di rumah nenekku, di sana .....
di masa kecilku dulu...
di sanalah tempat pelarianku
di sanalahku saat tak senag
di sanalaku saat tak punya uang
di sanalahku saat tak berkegiatan
nenek . . . . .
di pangkuannya ku menangis tersedu sedu
nenek . . . ..
di telinganyalahku berkeluh kesah
nenek . . . .
di hadapannyalahku menengadahkan tangan sembar meminta
nenek . . .
di sanalah ku melepas penat dansegala gundahku
nenekku tersayang . . . .
maafkan cucumu ini
yang tidak menurut dan suka membantah
maafkan terkadang yang kulakukan tak kau suka
terkadang yang terlampau banyak ......
kini cucumu ini tak bisa berkeluhkesah
bermanja manja pada mu
mengadu padamu
menengadahkan padamu
dan tak bisa menagis dalam pangkuanmu
nenekku tersayang
kini kau telah tertidur dalam keabadian
kini kau sudah tenang dialam sana
jangan lagi kau kawatirkan cucumu ini kini iasudah tidak cengenglagi
nenek ku tersayang .......
termakasih.......
maaf kan
yang bisa ku berikan hanyalah tanda bukti kasih sayang ku yang aku sematkan dalam setiap bait doaku pada tuhan ...............
Gubuk reot yang lapang baginya
Kesederhanaan namun tersimpan kekayaan
Ia duduk di pelataran sembari menyulam
Sulaman yang begitu rapih buah tangan jari jari yang yang menua
Nenek tua yang renta itu adalah nenekku tersayang
Tiap kali ku datang di sambutku dengan senang
Makanan sederhana tempo dulu rasa takkalah mantap
di tawarkannya padaku entah apa namanya
''ah tak enak'' kata partama ku
''enak'' tambah nek'' kata kedua ku
''diicip dulu baru komentar'' katanya
''iya nek'' kataku sembari menahan malu
sungguh asing di penglihatan ku
nikmat kurasa di indra pengecapku
yang baik kadang terlihat buruk
yang buruk kadang terlihat baik
itulah hukum dugaan pandang sekilas
mudah kita tertipu oleh mata
warna warni dunia telah ia rasa
semua tak diras mungkin karna sudah biasa
di rumah nenekku, di sana .....
di masa kecilku dulu...
di sanalah tempat pelarianku
di sanalahku saat tak senag
di sanalaku saat tak punya uang
di sanalahku saat tak berkegiatan
nenek . . . . .
di pangkuannya ku menangis tersedu sedu
nenek . . . ..
di telinganyalahku berkeluh kesah
nenek . . . .
di hadapannyalahku menengadahkan tangan sembar meminta
nenek . . .
di sanalah ku melepas penat dansegala gundahku
nenekku tersayang . . . .
maafkan cucumu ini
yang tidak menurut dan suka membantah
maafkan terkadang yang kulakukan tak kau suka
terkadang yang terlampau banyak ......
kini cucumu ini tak bisa berkeluhkesah
bermanja manja pada mu
mengadu padamu
menengadahkan padamu
dan tak bisa menagis dalam pangkuanmu
nenekku tersayang
kini kau telah tertidur dalam keabadian
kini kau sudah tenang dialam sana
jangan lagi kau kawatirkan cucumu ini kini iasudah tidak cengenglagi
nenek ku tersayang .......
termakasih.......
maaf kan
yang bisa ku berikan hanyalah tanda bukti kasih sayang ku yang aku sematkan dalam setiap bait doaku pada tuhan ...............
